Thursday, March 29, 2012

Karakter : Lugu

Siang itu aku lagi berbincang-bincang sama umik tentang penipuan yang dialami umik. 

Umik : "ya mungkin karna umik lugu, mudah percaya sama orang lain dan suka tulus kalo nolong orang. Padahal jaman sekarang ya jarang ada orang yang tulus, biasanya minta pamrih."

Dari kata-kata umik, aku nyadar kalo sifatku yang lugu selama ini mungkin karena keturunan atau didikan dari orangtua. Dari kecil bahkan sampai sekarang, karakter ini susah banget hilang dari kehidupanku. Lugu :

1. Mudah percaya
2. Terlalu baik
3. Terlalu tulus
4. Terlalu peduli
5. Terlalu jujur
6. Tampang bego

Ujung-ujungnya :
1. gampang diboongin
2. gampang dibegoin
3. gampang nurut
4. nggak dihargain
5. diremehin

inilah harga untuk orang-orang baik, tapi insya Allah pahala dapet, haha



Ya intinya kayak gitu. Buah yang jatuh dari pohonnya nggak akan jauh jaraknya dari pohon itu sendiri. Kayak karakter anaknya nggak beda jauh dari orangtuanya. Menurut penilaianku, terkadang aba sama umik itu gengsi dan kurang rendah diri, iya terkadang sombong, dan mereka lugu, haha

aku jarang, bahkan nggak pernah menilai orang sombong, karena apa yang mereka katakan aku langsung percaya tanpa berfikir negatif tentang mereka, apakah orang itu berbohong atau sombong. Jadi, ketika aku lagi sombong, aku nggak berfikiran bahwa orang-orang di sekitarku berfikiran kalo aku sombong, karna aku nggak  berfikir kayak mereka ke orang lain sebelumnya, padahal mereka berfikir kalo aku sombong, dan itu bikin nggak nyaman banget. Aku nggak bermaksud untuk sombong, aku hanya mengatakan apa adanya dan aku kira mereka langsung menerimanya seperti apa yang aku lakukan disaat orang lain berbicara. Aku nggak tau kalo pada saat itu aku sombong . . 

Dan aku terlalu baik dan tulus. Aku rela berkorban untuk membantu orang-orang yang butuh bantuanku tanpa berfikir apakah mereka memanfaatkan aku atau nggak. Tapi kalo itu terjadi, rasanya nyakitin banget, jadi nggak ikhlas, ujung-ujungnya sakit hati tapi nggak pengen balas dendam dan nggak akan bisa. 
Tapi kalo giliran aku yang minta tolong, rasanya canggung, sungkan dan itu berlebihan. Karena aku merasa mereka akan berkorban seperti aku berkorban ke mereka dan itu bakal ngerepotin banget, yang pada kenyataannya mungkin pengorbanan mereka nggak akan selebay pengorbananku. 
ya Allah .. bener" fucked up deh punya karakter ini sumpah. Jadi beruntunglah ya kalian yang punya karakter ego yang tinggi, walaupun dibenci orang tapi karakter itu menguntungkan di kehidupan. Emangnya saya yang punya karakter lugu ini disukai orang ? Nggak. Sama saja. Malah dimaanfaatin dan totally nggak dihargai. Dihargai disaat lagi dibutuhkan. Sucks yah. Yaa inilah orang baik dan inilah jaman sekarang. 

Aku tau disamping itu juga dapat pahala, tapi kalo ujung-ujungnya menyakitkan dan jadi nggak ikhlas ? Kan sama aja. 

Padahal di awal SMA ini, aku berusaha menjadi orang lain. orang yang careless seperti mereka, fun, santai, tapi hasilnya sama aja, karakter ini susah banget buat dihilangin.

aku : pak, akhir-akhir ini lo saya kok sering marah ya, saya pemarah ya pak..
pak imam : kamu itu nggak bisa marah, kamu hanya marah sama diri kamu sendiri

dan, pas dibondowoso dulu, aku pernah sakit hati karena aku bener-bener berkorban demi sesuatu yang sebenernya nggak ngaruh sama sekali ke aku, tapi untuk teman-temanku. tapi ternyata hal itu nggak diakui banget, nggak dihargai, dan dianggap seperti "just another trash". It was really hurting. Sejak saat itu aku berjanji pada diriku sendiri nggak akan berkorban terlalu berlebihan kepada sesuatu yang sama sekali nggak ngaruh apa-apa terhadap diri aku sendiri. Dan aku nggak nyangka kenapa aku berbuat segitu baiknya, pedulinya, tulusnya . . 
aku : ya Allah kok nggak dihargain banget seh pengorbananku selama ini
temenku : makanya ta, kamu itu jangan terlalu baik sama orang, dan jangan terlalu peduli

temenku malah bilang kayak gitu . . 
it sucks disaat kita melakukan sesuatu yang baik dan tulus kepada orang-orang, apalagi rela berkorban hanya demi kepentingan mereka, tapi kamu malah tidak dihargai, dianggap sampah, dan ada saat dibutuhkan. karena mereka fikir kamu BAIK, kamu nggak mungkin jahat, dan orang-orang bisa seenaknya saja datang dan pergi. itu menyakitkan banget..

it sucks disaat kita melakukan kebaikan tapi orang fikir kita hanya ingin tampil 'eksis' atau ingin diakui. Padahal entah kenapa dan entah darimana, kita melakukannya dengan tulus dan murni. Tapi hal itu bakal tersadarkan disaat kita merasa nggak dihargai, karena itu menyakitkan banget. Dan setelah sadar, apa yang bisa dilakukan ? Nggak ada kecuali ikhlas dan let it go. 

ya yang paling sucks itu kesala-pahaman disaat kita melakukan kebaikan tapi dinilai sombong. 
padahal kita tulus, dan itu murni, unspeakable but it totally sucks. you know, IT SUCKS !

it sucks when 'thing' told me that :
Jangan terlalu jujur sama orang, biasanya orang yang seperti itu tampak murahan


WHAT THE ?
for god's sake, I am not. it doesn't mean I am a slut you bitch ugh, enough said. 

di SD dan SMP dulu aku terkenal anak yang lugu. tapi mungkin di SMA ini mereka kurang percaya kalo aku anak yang lugu. Di luar, aku terlihat kayak orang yang careless or something. yea, I've been trying to be someone else for your information. But deep inside, totally lugu, men. Seseorang telah menyuruhku untuk berhenti menilai diri sendiri. tapi karakter yang satu ini bener-bener mengganggu banget dan susah untuk ngilanginnya. Gimana pun juga, sesusah apapun usahaku untuk menjadi orang lain, sifat ini bener-bener udah pewe di kehidupanku. Segila apapun sifatku saat ini, tapi tetep, karakterku ya gini ini, freakin' lugu. kalo dibilang bangga, dulu waktu SD bangga, tapi untuk sekarang, sumpah demi apapun, sama sekali nggak bangga. Sifat ini lebih banyak mengakibatkan kerugian daripada keuntungan, dan aku bersikeras pengen ngilanginnya. 

tapi terkadang kalo make karakter ini ke orang-orang yang tepat, luar biasa rasanya, enak, bebas, damai dan lega. tapi kalo ke orang-orang yang salah, luar biasa sakitnya.. kesimpulannya mending jadi orang yang normal atau punya ego yang tinggi sekalian haha 

PLAN ?
I DON'T GIVE A SHIT.
aku udah sadar, dan mungkin aku bisa nerapin apa yang udah aku tau. aku nggak bisa 'afterall' jadi someone else yang bisa careless or something. ternyata this is me indeed, dan mungkin aku bisa mengontrolnya dengan menjadi orang yang tegas walaupun nggak setegas orang-orang yang punya ego tinggi.

Fin, yang tegas ya . . Udah cukup kan jadi someone elsenya tapi tetep nggak bisa kan ? Ya udah nggak papa jalanin aja apa adanya, tapi tetep hati-hati dan don't give a shit about what people thinks yaa, yang sabar dan inget, berubahlah sebisa mungkin :)

dan untuk orang-orang yang kayak aku dan sebagai reminder or maybe my own motivater, 
GO FIGHT WIN ! Life is just another illusion, we play in the same circle game. promise yourself not to do anything wrong just the way you did, but if you did, forgive yourself and move on quickly. don't waste your time to punish yourself. Life is too short, guys. don't hate yourself, but fix what's wrong and fight for yourself eventhough you have this freakin' character doesn't mean you have to be a loser all the time :)

1 comment:

  1. trimakasih sudah berbagi. saya akan menggunakan karakter lugu yang kamu paparkan. seorang yg polos untuk kebutuhan peran atau acting saya.
    tidak ada yg lebih baik dari kita melakukan sesuatu tapi salah daripada tidak sama sekali. karna orang yg memanfaatkanmu adalh orng yg tidak mampu menyelesaikan prrsoalan pribadinya. jadi lbih bruntung orang polos dripada hidup dlam kmunafikan.. ;)

    ReplyDelete